❁═══Jadi Dewasa═══❁
⇝Selasa, 17 maret 2020⇜
Balada mudik corona
![]() |
https://www.yudhabjnugroho.xyz/2016/01/stasiun-bogor-buittenzorg-station-de.html |
sedikit sharing dari saya yang sedang boring karena pusing belajar daring.
══════❁═══❁═══❁═══════
══════❁═══❁═══❁═══════
menyikapi wabah covid 19 ini kampus saya menerapkan sistem online learning, jadi hari kemarin saya memutuskan untuk pulang dan kuliah di sana. saya mendapati beberapa pengalaman yang luar biasa menusuk hati saya saat di perjalanan 😢
kemarin sekitar pukul 10:00 wib saya memutuskan untuk pulang ke kampung halaman karena pembelajaran dilaksanakan via online, daripada saya bobok celengen untuk makan lebih baik saya pulang.
pada pukul 14:00 sampailah saya di Statiun bogor.💦
saat saya berjalan menuju terminal angkot, saya melihat seorang nenek -/+ berumur 80 tahun berjalan terengah engah membawa tas besar dan tongkat di tangan yang satunya. awalnya nenek di gandeng oleh seorang pedagang roti S*lman yang biasanya selalu ada di stasiun, lalu ditinggalkannya si nenek di parkiran mobil oleh si abang itu karena ia harus kembali melayani pembeli.
melihat hal itu saya bisa saja bertingkah masa bodo lalu pergi tanpa peduli. tapi nurani mengetuk hati, saya terpikir bagaimana jika itu adalah nenek atau ibu saya kelak. saya berjalan menghampiri si nenek, menggandeng tangannya lalu bertanya
"nenek mau kemana?".
ia melirik dan menjawab dengan terbata dan lesu
"saya mau ke rumah anak saya dek..".
saya melirik kanan kiri depan belakang ,mungkin anaknya sedang menukar jaminan tiket atau pergi sebentar membeli makan,tapi nenek seperti tidak menunggu siapa siapa
"nenek sendiri?",
saya lihat matanya mulai berkaca kaca
"iya dek, anak nenek lagi pada sibuk kerja di jakarta".
Rabbi..... kenapa saya merasa sangan tertampar dan sedih. kenapa nenek yang sudah sangat berumur dan lemah ini dibiarkannya pergi sendiri?. ya.. mungkin memang ada yang lebih penting sehingga anaknya tidak bisa nganter nenek hari itu.
ketika saya menggandeng nenek, abang abang roti sempat bilang ke saya
"nenek mau beli bubur mba katanya"
jadi saya antar nenek dlu beli bubur. karena itu udah jam 11 lebih, tukang bubur udah pada abis, jadi saya ajak nenek beli nasi warteg, "saya belum makan dek, jadi sekarang mau beli sarapan dulu"
kata nenek sambil mengeluarkan uang recehan yang ada di saku celanya. gigi nenek sudah ompong semua😢, tangannya gemetar, pakaiannya sederhana dan wajahnya kelihatan sangat lesu saya ga tega lihatnya.
"nenek.. saya suapi aja yaaa?"
nenek liat saya sambil berkaca kaca dan airmatanya mulai netes 😭
nenek kenapa kok nangis? *dalem hati* saya ga tanya soalnya air mata saya nanti ikut ikutan keluar. tapi setelah itu nenek seperti berusaha tegar gitu dan nanya
"adek kerja dimana?"
"saya masih kuliah nek di jakarta, tapi sekarang kuliahnya disuruh dirumah nek, jadi saya pulang ke sukabumi"
"oh.. sukabumi, ati ati ya dek"
"insyaallah nek, nenek namanya siapa?"
"saya emmy".
ibu warteg sama bapak mie ayam liatin saya dan nanya
"ibunya neng?"
"bukan pak, saya sama nenek kebetulan bareng tadi dari stasiun", "oh....".
sambil saya ancurin nasinya dan suapin nenek, ibu dan bapak bapak terus merhatiin. saya tanya nenek
"nenek hafal ga jalan ke rumah anak nenek?"
"saya hafal, dulu dari stasiun sini saya tinggal naik ojek, bayarnya 20k"
neneknya memang sudah tua dan fisiknya yang sudah sangat lemah, tapi ingatan dan cara berbicara masih sangat jelas. lalu ibu warteg mulai tanya juga
"emang rumah anaknya ibu dimana?"
"di **** dekat perumahan residen ****"
"oh itu ya ci*******?"
"iyaa betul"
saya yang ga tau derah bogoran situ diam diam aja sambil searc loc di gojeck.
"ibu ko anaknya ga ada yang jemput atau antar?"
ibu nasi mulai tanya lagi lebih dalam. nenek usap usap matanya dan nangis...
ya Rabb... saya pengen nangis.....
nenek mulai cerita,
" dua hari lalu saya baru keluar dari rumah sakit neng, saya sakit.. semua badan saya dipasang alat neng, baru dua hari saja biayanya sudah 40 jt, anak anak saya pada berantem lihat tagihan rumah sakit sebesar itu. saya minta untuk pulang aja, karena saya ga mu lihat anak anak saya pada berantem".
"nenek ga ada BPJS?" kata saya
ibunya lanjut cerita "saya sering sakit neng tapi anak anak saya ga ada yang mau bikinin BPJS katanya malu.."
denger ceritanya nenek saya jadi kebayang gimana keadaan keluarga beliau.
"waktu saya keluar dari rumah sakit, anak saya marahin saya, katanya "udah biarin aja, ga usah diajak ke rumah, suruh pergi aja kemana ke!"
nenek cerita sambil terisak dan bergetar seluruh tubuhnya, saya ga tega banget lihatnya ya Rabb😢😢. ibu dan bapak pedagang sekitar mulai mendekat dan bantu menenangkan nenek.
"saya sekarang mau kerumah anak saya yang satu lagi, karena disana saya sudah tidak diterima lagi"
saya bingung harus gmn, saya tanya ibu warteg kalo saya harus bagaimana.
saya bingung harus gmn, saya tanya ibu warteg kalo saya harus bagaimana.
"anterin aja ke rumah cucunya neng"
saya langsung buka gojek dan cari alamat yang nenek sebutin, ternyata jaraknya dari stasiun cuma 4,5km ga terlalu jauh. sebelum saya order saya bener bener mastiin sama nenek kalo alamatnya bener, ternyata nenek bener bener hafal sama jalannya. sambil tunggu abang gojeknya dateng, nenek bilang
"dulu.. saya mati matian cari nafkah untuk bisa membesarkan dan menjadikan mereka orang yang sukses, saya kuli cuci dan gosok setiap hari.. dan alhamdulillah sekarang mereka sudah pada sukses..... "
nenek berhenti cerita dan terus mengusap matanya karena air matanya tidak mau berhenti mengalir, saya bingung mau menanggapi seperti apa, saya usap usap terus punggung nenek sambil bilang
"sabar nek....."
"salah apa ya saya sama mereka? ya... mungkin memang Allah ingin saya seperti ini, saya ikhlas".
saya salut dengan nenek, dengan keadaan yang seperti ini dan rasa sakit yang sudah ia rasakan, tidak ada sedikitpun kata kata yang keluar dari lisannya menyalahkan anak anaknya atau benci terhadap anak anaknya.
beberapa menit kemudian abang gojek dateng, ibu warteg bantu saya untuk naikan nenek ke motor dan kasih penjelasan ke abangnya.
"mang punten, tolong anterin sampe rumahnya ya, rumahnya di ci***** deket perumahan residen ada indomaret nanti si ibu hafal dari situ"
alhamdulillahnya nenek dapet abang gojek yang baik dan berbelas kasih,
"muhun saya tau, insyaallah saya anterin si ibu sampe rumahnya insyaallah..".
alhamdulillahnya nenek dapet abang gojek yang baik dan berbelas kasih,
"muhun saya tau, insyaallah saya anterin si ibu sampe rumahnya insyaallah..".
"nenek pegangan yah yang kenceng... abang tolong anterin ya ke alamat itu, kalo memang abang ga nemu keluarganya tolong anterin aja ke rt yang ada di situ supaya di cariin rumahnya"
"muhun neng insyaallah.."
"hatur nuhun mang" ujar saya dengan ibu warteg
sebelum abang gojek maju nenek sempat berterimakasih lalu mendoakan saya dan ibu warteg
"terimakasih sudah tolong saya, semoga dilancarkan rizkinya dan Allah balas dengan pahala yang berlipat ganda"
ujar nenek pada ibu warteg
ujar nenek pada ibu warteg
"dek, makasih yaa sudah bantu ibu, semoga lancar kuliahnya dan dipertemukan dengan jodoh yang baik dan sayang sama adek..." kata nenek sambil usap bahu saya".
═══════❁═══❁═══❁════════
═══════❁═══❁═══❁════════
saya kira kejadian seperti itu cuma ada di ftv aja, ternyata memang betul betul ada di kenyataan. Ada pesan yang sangat berharga yang saya dapatkan dari kejadian hari itu. kasih sayang ibu terhadap anaknya akan selalu mengalir sepanjang hanyatnya, tak peduli seburuk apapun perlakuan anaknya pada mereka, mereka tetap mencurahkan doa doa terbaik untuk anaknya, mengorbankan tenaga serta waktunya untuk kebahagiaan anaknya, coba buka mata kepala dan mata hati kita, sejauh kaki ini melangkah pasti ada doa ibu dan bapak yang selalu menjaga dan menyertai kita, di setiap waktunya mereka mendoakan agar kita selalu dalam lindungan Allah, di mudahkan segala sesuatunya. "rabbi berikalanlah anak hamba kemudahan dalam setiap langkah hidupnya, jangan sampai ia merasakan sakit dan pedihnya hidup yang telah saya rasakan, semoga ia dipertemukan dengan orang orang yang senantiasa menjaganya dan menyayanginya" dengan lirihnya ibu mendoakan kita disetiap shalatnya, sekarang kita tanya pada diri kita seberapa sering kita berkorban untuk ibu atau bapak?, seberapa banyak kita mendoakan mereka?, dan seberapa sering kita memikirkan perasaan mereka?.ridho Allah adalah ridho orang tua, maka berbaktilah kepada mereka, hidup ini singkat kawan kawan, jangan sia siakan waku yang tersisa, dan menunggu penyesalan itu benar benar datang.
#birulwalidain
#sayasedangberproses
#bebettereachday
#reminder_ink
#untiljannahinsyaallah
#hidupkusederhana
#danapaadanya
sad story :'(
ReplyDeletevalueable moment pisan ca
Delete